You are currently viewing Pandemik Dan Meningkatnya Penggunaan Gawai Pada Anak

Pandemik Dan Meningkatnya Penggunaan Gawai Pada Anak

Beberapa bulan belakangan ini dunia dihebohkan dengan adanya pandemik Corona atau COVID-19. Sebuah pandemik yang menyebabkan berbagai macam sektor mengalami perubahan yang drastis, baik dibidang perekonomian, transportasi, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Munculnya wabah Corona memberikan dampak yang besar bagi semua orang terlebih pada warga dengan tingkat perekonomian menengah ke bawah, tak sedikit dari mereka yang terpaksa dirumahkan atau bahkan diberhentikan. Warga yang terkena PHK hanya bisa menunggu bantuan dari pemerintah juga bantuan dari warga lainnya yang masih bisa membantu.

Disaat ini bantuan berupa bahan pangan dan alat-alat penjaga kebersihan sangatlah diperlukan. Kini pemandangan berupa wadah air dan sabun cuci tangan di depan rumah warga bukanlah hal yang asing. COVID-19 membuat kita semakin sadar akan pentingnya menjaga kebersihan, kita selalu diingatkan untuk mencuci tangan, memakai masker, menyemprot desinfektan, juga menjaga jarak dengan orang lain di tempat umum. Meski demikian masih sangat banyak warga yang belum menaati peraturan pemerintah, beberapa bahkan memutuskan untuk tetap keluar rumah tanpa berkepentingan mendesak bahkan tak mengindahkan protokol-protokol yang telah ditetapkan. Hal tersebut membuat kurva kenaikan jumlah pengidap COVID-19 semakin bertambah.

Lalu apa hubungannya pandemik dengan meningkatnya penggunaan gawai pada anak? Kini dikarenakan adanya pandemik anak-anak tidak dapat pergi ke sekolah seperti biasanya, meski demikian di era digital seperti saat ini kita dapat memanfaatkan fasilitas teknologi berbasis online yang telah ada seperti video conference dan lain-lain. Sehingga anak tetap dapat belajar dengan menggunakan video conference dan Google Classroom. Penugasan pada anak dilakukan secara online, dikerjakan secara online, dan dikumpulkan secara online pula.

Namun tentu saja proses pembelajaran berbasis online memiliki dampak baik dan buruknya tersendiri. Dampak baiknya dari pembelajaran online;

  1. Pembelajaran online membuat penggunaan kertas berkurang karena hampir semua jenis penugasan dilakukan secara online melalui Google classroom atau Google form. 
  2. Mendekatkan hubungan antara anak dan orangtua. Orangtua dapat lebih mengetahui seberapa jauh kemampuan anak dalam mengolah materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru sehingga jika anak merasa kesulitan orangtua sudah tahu bagaimana cara memberikan solusi agar anak bisa memahami materi dengan baik dengan bantuan orang tua yang tentu saja sudah memiliki cara tersendiri untuk membuat anak mengerti atau mampu mempelajari sesuatu dengan baik.
  3. Proses pembelajaran dapat dilakukan dimana saja. Anak tidak perlu keluar rumah untuk belajar karena dimasa pandemi ini sangat tidak dianjurkan bagi anak-anak untuk keluar rumah dikarenakan anak-anak jauh lebih rentan terkena virus Corona terlebih jika anak tidak memiliki sistem imun yang baik.
  4. Meningkatnya kemampuan guru dan siswa dalam menggunakan perangkat teknologi berbasis online. Jika kita lihat dari sudut pandang guru hal ini sebetulnya sangatlah membantu proses administrasi seperti absen dan dan nilai harian anak, karena ketika kita memberikan penugasan menggunakan Google form nilai anak sudah akan langsung terhitung oleh sistem. Sehingga guru hanya perlu mengecek ulang jika memang diperlukan.
  5. Untuk proses pembelajaran online guru dapat memberikan variasi materi berupa Power Point yang menarik perhatian anak, sehingga anak tetap memiliki semangat belajar yang tinggi meskipun pembelajaran dilakukan secara online.

Lalu bagaimana dengan dampak buruk atau kekurangan dari pembelajaran online saat ini? Kekurangan dari pembelajaran online adalah;

  1. Ketergantungan pada internet dan gawai, dalam waktu 1 hari (jika orang tua tidak menggunakan wi-fi) saat anak mengikuti pembelajaran melalui Zoom atau video conference lainnya sebanyak 4 kali sehari maka setidaknya butuh 3 giga kuota internet, cukup boros bukan?
  2. Anak terlalu banyak menghabiskan waktu di depan gawai meskipun hal tersebut dilakukan untuk pembelajaran. Ketika anak menghabiskan terlalu banyak waktu di depan komputer atau gawai lainnya anak dapat mengalami kerusakan pada indra penglihatan jika tidak sesuai prosedur keamanan penggunaan gawai.
  3. Sinyal, bergantungnya proses pembelajaran pada sebuah video conference sangatlah berpengaruh ketika sinyal dari provider tidak terlalu bagus maka proses pembelajaran yang dilakukan tidaklah maksimal karena anak tidak dapat mendengar materi yang diberikan oleh guru dengan baik sehingga target belajar yang sudah ditentukan berkemungkinan tidak tercapai.
  4. Waktu, penugasan yang diberikan oleh guru terkadang memiliki limit waktu yang sangat terbatas sehingga anak terkesan mengerjakan tugas dengan tergesa-gesa, sementara orang tua terkadang tidak dapat mendampingi anak secara maksimal dikarenakan memiliki kewajiban lainnya, seperti bekerja. Tidak sedikit orang tua yang mengeluhkan tentang betapa sulitnya mereka mendampingi anak untuk menyelesaikan penugasan yang diberikan oleh sekolah, tempat les, dan lain-lain dikarenakan orang tua berkesibukan lain. Jika orang tua tidak mendampingi anak dari awal proses pembelajaran hingga akhir dikawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti munculnya iklan-iklan tidak senonoh karena media yang digunakan berbasis online. Selain itu ketika anak belum menyelesaikan tugas pada waktu yang telah ditentukan beberapa anak cenderung berlama-lama di depan komputer dengan tujuan menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh guru karena khawatir tidak mendapat nilai harian, hal tersebut disimpulkan dari pengalaman pribadi salah satu pengajar NEC.

Lalu solusi apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah atau mengurangi dampak buruk dari pembelajaran online? Simak beberapa solusi yang dapat kita lakukan sebagai berikut;

  1. Melakukan koordinasi dengan guru supaya memberikan waktu yang lebih fleksibel untuk anak mengerjakan tugas sehingga anak tidak menghabiskan waktu yang terlalu lama di depan komputer atau gawai.
  2. Saat proses pembelajaran online berlangsung, orang tua dianjurkan untuk mendampingi anak secara bergantian, jika tidak memungkinkan maka mintalah orang dewasa lainnya untuk mendampingi anak agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
  3. Jika saat proses pembelajaran terjadi gangguan pada jaringan sehingga materi yang disampaikan oleh guru tidak dapat terdengar dengan baik oleh siswa maka minta guru untuk memberikan resource dari materi yang telah disampaikan, seperti; PowerPoint dan link video pembelajaran di YouTube.
  4. Jika dalam satu hari anak memiliki 4 mata pelajaran yang harus dihadiri melalui aplikasi video conference maka mintalah anak mengistirahatkan pandangan dengan cara memalingkan mata dari layar komputer dan melihat benda-benda yang jaraknya sejauh enam meter dari posisi anak.

Leave a Reply