You are currently viewing Hari Aksara Internasional

Hari Aksara Internasional

PAKSAAN MEMBACA dan BERMAIN

 

Toni dan Ani adalah pasangan muda yang peduli dengan kemajuan pendidikan anaknya. Namun menjelang  anaknya masuk ke kelas 1 SD,mereka super gelisah. Anak pertama mereka belum bisa membaca. Jangankan satu kata,satu suku kata saja anak mereka  mengucapkannya dengan kurang lancar. Toni dan Ani khawatir,anak mereka akan mengalami kesulitan untuk diterima di sekolah dasar. Karena sebagian  sekolah dasar ,terutama sekolah dasar negeri, tidak mau repot dengan  siswa lulusan taman kanak-kanak yang belum bisa membaca. Para guru sekolah dasar negeri kelas satu lebih suka hanya memperlancar kemampuan membaca siswanya. Tidak mau dari awal. Tidak mau susah. Inilah fenomena yang terjadi di Ibu kota dan sebagian kota dan desa di Indonesia. Guru sekolah dasar lebih suka membebankan kemampuan membaca siswa kelas satu pada guru TK. Sementara secara kebijakan dan teori pembelajaran membaca,murid-murid TK belum boleh diajarkan membaca secara langsung. Mereka lebih banyak distimulasi seluruh inderawinya lewat kegiatan bermain yang berhubungan tidak langsung dengan kegiatan membaca. Misalnya, mewarnai huruf b kecil yang berbentuk bebek. Bukan dilatih membaca tulisan bebek.

Akibat dari fenomena ini, banyak murid yang menjadi nakal atau tidak suka sekolah. Salah satu sebabnya adalah masa bermain mereka di TK yang berkurang dan semakin berkurang di sekolah dasar. Masa bermain mereka yang berkurang ini disebabkan oleh kegiatan membaca atau menulis yang tidak lagi berupa kegiatan bermain (non formal/santai) tetapi kegiatan belajar (formal/serius). Akibatnya, ketika siswa sekolah dasar berada di kelas tiga atau empat, ada siswa yang mogok sekolah, stress, dan bahkan benci sekolah. Ini karena para siswa merasa bahwa sekolah telah membatasi keinginan mereka yang masih ingin bermain. Masa bermain telah direnggut oleh orang tua dan guru.

Sayangnya masalah ini dianggap bukan masalah besar oleh para praktisi maupun birokrat di bidang pendidikan dalam pengajaran membaca. Akhirnya,orang tua yang resah segera mencari  guru privat atau lembaga kursus yang bisa menjadikan anaknya mampu membaca sebelum masuk sekolah dasar. Selain itu,ada juga orang tua yang mencarikan sekolah dasar swasta bagi anaknya dan sekolah tersebut tidak mewajibkan siswanya mampu membaca. Sekolah tersebut akan membantu siswa kelas satu untuk bisa membaca . Target mereka, para siswa kelas satu sudah dianggap bisa saat berada di kelas dua. Saat masuk di kelas satu, sekolah hanya mempersyaratkan kesiapan belajar seperti konsentrasi ataupun belajar bersama anak. Inilah solusi yang masih terjadi di sekitar kita.

Program Bebas Buta Aksara telah menjadi salah kaprah buat sebagian orang tua. Keinginan untuk menguasai aksara bukanlah dari keinginan anak. Keinginan mampu membaca dan menulis  muncul dari orang tua dan guru. Keinginan mampu membaca yang dipaksakan ini telah membatasi masa bermain anak. Pemaksaan untuk bisa membaca menjadikan metode pembelajaran membaca untuk para murid menjadi tidak menyenangkan karena telah membatasi keinginan bermain anak-anak  dan membuat mereka tidak suka membaca. Padahal, setiap anak pasti punya keinginan membaca bahkan yang tuna netra pun ingin bisa membaca dan menulis. Namun..itulah yang kita hadapi. Dengan kata lain, manipulasi keinginan anak dalam membaca telah menjadi hal yang biasa dalam dunia pendidikan kita, khususnya di dunia PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).

***

Hari Ahad 8 September 2019 adalah Hari Aksara Internasional (HAI).  Provinsi  Sulawesi Selatan telah dipilih oleh pemerintah untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan peringatan HAI untuk wilayah Indonesia. Serentak sedunia merayakan ini. Sejak tahun 1956, UNESCO menetapkan  Kebijakan pemberantasan buta aksara melalui momentum HAI. Untuk Negara  Indonesia, ada 4 juta orang yang masih belum bisa membaca apalagi menulis dengan huruf latin. Jumlah yang sangat besar bagi bangasa ini. Dan untuk pemberantasan Buta Aksara tidak hanya dibutuhkan teknik pembelajaran yang benar tapi juga menumbuhkan motivasi bahwa membaca bisa meningkatkan kualitas hidup seseorang. Selamat ber HAI-HAI…

 

Oleh: HB

Leave a Reply