Tidak terasa sudah dua tahun lebih semenjak wabah covid-19 menyerang masyarakat di seluruh dunia. Fenomena permasalahan kesehatan ini membawa pengaruh besar untuk berbagai sektor dan aspek kehidupan masyarakat. Di tengah situasi ini, masyarakat sangat erat dengan istilah “pandemi” dalam kehidupan sehari-hari. Namun ada beberapa kalangan masyarakat masih sedikit sulit membedakan istilah yang berhubungan dengan wabah yaitu pandemi, epidemi, dan endemi. Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan ketiga istilah tersebut.
Berdasarkan Center of Disease Control (CDC), istilah endemi, epidemi, dan pandemi secara epidemiologi adalah sebagai berikut :
1. Endemi adalah penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat. Endemi merupakan keadaan dimana kemunculan suatu penyakit yang konstan atau penyakit tersebut biasa ada pada suatu populasi dalam suatu area geografis tertentu. Contoh penyakitnya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD).
2. Epidemi adalah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan banyak korban. Peningkatan angka penyakit di atas normal yang biasanya terjadi secara tiba-tiba pada populasi suatu di area geografis tertentu. Contoh penyakit yang pernah menjadi epidemi adalah virus Ebola di Republik Demokratik Kongo pada 2019, Avian Influenza/flu burung (H5N1) di Indonesia pada 2012, dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) di 2002.
3. Pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografis yang luas (lingkup seluruh negara atau benua), biasanya mengenai banyak orang. Contoh penyakit yang menjadi pandemi sekarang adalah COVID- 19.
Terkadang masyarakat masih memiliki pemahaman yang kurang tepat mengenai jenis pola penyebaran penyakit ini. Epidemi sebenarnya mengacu pada wabah penyakit yang akan terjadi ketika suatu penyakit menyebar melalui satu atau lebih populasi. Sebaliknya, endemik adalah penyakit yang selalu ada di suatu wilayah ataupun kelompok tertentu. Sementara pandemi adalah epidemi yang terjadi di seluruh dunia. Dalam keadaan tertentu, epidemi dapat menyebabkan penyakit menjadi endemik
Kata “endemik” berasal dari bahasa Yunani yaitu endēmos, yang berarti “dalam populasi”. Penyakit yang tergolong sebagai endemik adalah penyakit yang relatif lebih konstan dalam suatu wilayah dengan pola yang sebagian besar dapat diprediksi. Sebagaimana diketahui, setiap virus memiliki karakteristik yang berbeda-beda, mulai dari kecepatan replikasi virus hingga kekebalan terhadap obat ataupun sistem imunitas.
Virus dapat menjadi berubah dari pandemi menjadi endemik apabila pertumbuhannya semakin berkurang. Setiap negara tidak akan memasuki fase endemik di waktu yang sama karena banyak faktor seperti lingkungan, mutasi virus dan jumlah vaksinasi yang berbeda-beda. Bahkan tidak menutup kemungkinan apabila dalam suatu wilayah sudah memasuki status endemik namun dapat kembali lagi menjadi pandemic.
Contoh Penyakit Pandemi dunia:
1. Pandemi flu: 1889-1890
Virus influenza pernah mendatangkan malapetaka pada periode 1889-1890. Hanya dalam beberapa bulan, penyakit ini menyebar ke seluruh dunia dan membunuh sekitar 1 juta orang. Hanya butuh lima minggu bagi epidemi untuk mencapai puncak kematian. Kasus paling awal dilaporkan di Rusia. Virus ini menyebar dengan cepat ke seluruh St. Petersburg sebelum akhirnya menyebar ke seluruh Eropa dan seluruh dunia, meskipun pada waktu itu perjalanan udara belum ada.
2. Polio Amerika: 1916
Epidemi polio yang dimulai di New York City menyebabkan 27.000 kasus dan 6.000 kematian di Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang anak-anak dan terkadang membuat penderita cacat permanen. Polio terjadi secara sporadis di Amerika Serikat sampai vaksin Salk dikembangkan pada tahun 1954. Ketika vaksin tersedia secara luas, kasus di Amerika Serikat menurun. Kasus polio terakhir di Amerika Serikat dilaporkan pada tahun 1979. Upaya vaksinasi di seluruh dunia telah sangat mengurangi penyakit ini, meskipun belum sepenuhnya diberantas.
3. Flu Spanyol: 1918-1920
Diperkirakan 500 juta orang dari Laut Selatan hingga Kutub Utara menjadi korban flu Spanyol. Seperlima dari mereka meninggal dan sejumlah komunitas adat terdesak ke ambang kepunahan. Penyebaran flu dan kematian diperparah oleh kondisi tentara yang sempit dan gizi buruk pada masa perang yang dialami banyak orang selama Perang Dunia I. Meskipun namanya Flu Spanyol, penyakit itu kemungkinan tidak dimulai di Spanyol. Pada waktu virus mulai berkembang, Spanyol adalah negara yang netral selama perang dan tidak memberlakukan sensor ketat terhadap persnya. Kondisi inilah yang diduga membuat pers bebas mempublikasikan laporan awal penyakit tersebut. Akibatnya, orang-orang secara keliru percaya bahwa penyakit itu khusus untuk Spanyol, dan nama Flu Spanyol pun mencuat.
4. Flu babi H1N1: 2009-2010
Pandemi flu babi pada 2009 disebabkan oleh varian baru virus H1N1 yang berasal dari Meksiko sebelum menyebar ke seluruh dunia. Dalam satu tahun, virus menginfeksi sebanyak 1,4 miliar orang di seluruh dunia dan membunuh antara 151.700 dan 575.400 orang, menurut CDC. Wabah penyakit ini terutama menyerang anak-anak dan orang dewasa muda. Sekitar 80{2093a62fbd56a9ad4d7e812d96742fa7c21c07f55b48443d6f04785a76259824} dari kematian terjadi pada orang di bawah usia 65 tahun, CDC melaporkan. Ini merupakan hal yang sangat tidak biasa, mengingat sebagian besar jenis virus flu, termasuk yang menyebabkan flu musiman, menyebabkan persentase kematian tertinggi pada orang berusia 65 tahun ke atas.
5. Ebola: 2014-2016
Ebola melanda Afrika Barat antara 2014 dan 2016, dengan 28.600 kasus yang dilaporkan dan 11.325 kematian. Kasus pertama yang dilaporkan terjadi di Guinea pada Desember 2013, kemudian penyakit ini dengan cepat menyebar ke Liberia dan Sierra Leone. Sebagian besar kasus dan kematian terjadi di ketiga negara tersebut. Sejumlah kecil kasus terjadi di Nigeria, Mali, Senegal, Amerika Serikat, dan Eropa. Kendati demikian, hingga saat ini belum ada obat untuk Ebola, meskipun upaya untuk menemukan vaksin sedang berlangsung. Kasus Ebola pertama yang diketahui terjadi di Sudan dan Republik Demokratik Kongo pada tahun 1976. Virus tersebut kemungkinan berasal dari kelelawar.
6. Pandemi Covid-19: 2019 – Sekarang
Pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung, didorong oleh virus corona baru SARS-CoV-2, mungkin menjadi wabah virus paling mematikan di dunia dalam lebih dari satu abad. Sejak deteksi awal virus pada Desember 2019 hingga pertengahan Desember 2020, virus ini menginfeksi setidaknya 75 juta orang dan menyebabkan 1,6 juta kematian. Pada September 2021, COVID-19 telah membunuh lebih banyak orang di AS daripada flu Spanyol selama pandemi flu 1918. Secara total, pandemi 1918 merenggut lebih dari 50 juta jiwa di seluruh dunia, dari populasi global saat itu sekitar 1,8 miliar orang. Sebagai perbandingan, populasi global saat ini hampir 8 miliar, dan pada pertengahan Agustus 2022, sekitar 6,4 juta orang telah meninggal karena COVID-19, meskipun jumlah kematian yang dikonfirmasi kemungkinan lebih rendah dari total sebenarnya.