5 Tips Melatih Kemandirian Anak Sejak Dini

Melatih anak mandiri sejak dini memberikan keuntungan kepada orang tua. Anak mempunyai rasa tanggung jawab sehingga seluruh aktivitas yang dia lakukan bukan sebagai beban. Selain itu anak akan menjadi disiplin dalam mengerjakan kegiatan sehari-hari. Anak akan menghargai waktu sehingga tidak terbuang sia-sia untuk kegiatan yang tidak bermanfaat. 

Ada 5 tips dalam melatih anak-anak kita mandiri sejak dini.
1. Berikan kepercayaan bila anak mampu melakukan sesuatu.

Sering kita menegur anak saat membawa barang-barang yang berpotensi rusak misalnya piring, gelas, vas bunga atau barang pecah belah lain. Hal ini akan membuat anak tidak yakin bahwa mereka dapat melakukan sesuatu. Berilah kepercayaan kepada anak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kemauannya dengan benda-benda atau aktivitas yang sudah kita seleksi. Misalkan anak-anak kita minta membawa benda-benda yang aman untuk mereka atau kita jelaskan konsekuensi bila tidak hati-hati membawa barang pecah belah. Dengan hal itu anak-anak akan percaya diri sekaligus berhati-hati karena sudah diberi kepercayaan.
2. Mencontohkan rutinitas yang positif.

Kebiasaan anak-anak bermain kadang dikeluhkan orang tua karena meninggalkan suasana yang berantakan. Ingatkan anak untuk selalu merapikan apa yang telah mereka lakukan sambal memberi contoh. Merapikan tempat tidur setiap pagi, menaruh seragam kotor di mesin cuci atau keranjang setiap pulang sekolah, mencuci tangan sebelum makan minum, merapikan mainan sebelum tidur, meletakkan piring kotor di tempatnya menciptakan kebiasaan baik bila terus diulang-ulang. Hal ini membentuk karakter anak sehingga akan melakukan hal yang sama di semua tempat dan punya inisiatif dalam setiap kesempatan.
3. Berpetualang

Petualangan keluar rumah disesuaikan dengan usia anak. Cobalah sekali waktu ajak anak bepergian menggunakan kendaraan umum. Kita ajarkan ke anak tentang sabar, toleransi dan mandiri. Saat menunggu kendaraan umum dan terjebak dalam kemacetan ajarkan anak untuk bersabar. Saat memberikan tempat duduk kepada orang tua, ibu hamil dan penyandang disabilitas anak akan belajar tenggang rasa. Saat kita menanyakan tujuan kepada petugas terminal atau stasiun dan membawa barang-barang selama perjalanan disitulah anak harus belajar mandiri. Kegiatan jalan-jalan keluar rumah baik untuk melatih kemandirian anak sekaligus memberikan kematangan emosi.
4. Buatkan jadwal dan checklist

Dunia anak-anak adalah bermain dan random. Mereka dengan cepat akan berubah dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain disertai dengan perubahan emosi (mood). Jadwal kegiatan harian melatih mereka untuk bertanggung jawab pada penyelesaian tugas. Ada rutinitas yang melatih kemandirian saat mereka harus bersiap melakukan tugas, datang tepat waktu di tempat kegiatan dan menyelesaikan tugas dengan baik. Rutinitas ini membuat anak secara otomatis melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Tentunya orang tua tetap harus menyediakan waktu bermain setiap hari agar anak-anak tidak merasa tertekan.
5. Banjiri dengan pujian dan penguatan

Ketika anak-anak berhasil melakukan kegiatan mereka sehari-hari secara mandiri anggaplah sebagai sebuah prestasi. Sebuah prestasi layak dipuji dan mendapatkan penghargaan. Seringlah memberi pujian untuk anak anda agar tertanam dalam diri mereka bahwa perbuatan positif akan mendapatkan respon yang positif pula. Di sini anak akan merasa dihargai dan perasaan nyaman karena dihargai ini akan membuat mereka cenderung menghargai orang lain. Hal ini akan memotivasi mereka untuk melakukan kegiatan-kegiatan mandiri seterusnya. Jangan lupa memberikan penguatan dengan sekali waktu memberikan hadiah kepada anak anda. Anak-anak tidak butuh hadiah mahal, mereka hanya butuh bahwa kerja keras mereka mendapat penghargaan. Bagus pula bila ada dokumentasi saat pemberiah hadiah ini. Pajanglah di sudut rumah yang mudah dilihat sehingga anak-anak akan sering melihat bahwa kegiatan mandiri itu membanggakan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top