Dialek atau sering juga dikenal juga dengan istilah dialektika merupakan substandard atau standar dasar dari sebuah Bahasa. Dialek sendiri seringkali erat dikaitkan dengan seseorang atau kelompok. Dialek juga sering dihubungkan dengan bahasa, terutama bahasa tutur dalam daerah. Menurut Tedi Sutardi dalam bukunya yang berjudul “Mengungkap Keragaman Budaya” (2007) secara etimologi, istilah dialek berasal dari kata “dialektis” dalam bahasa Yunani. Secara umum dialek dapat juga diartikan sebagai “logat” dan merupakan sistem kebahasaan yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk membedakan dari masyarakat lain. Contoh dari dialek adalah perbedaan penekanan suku kata pada orang yang berasal dari Tegal dan Semarang misalnya. Meskipun sama sama berasal dari Jawa Tengah, dialek yang mereka gunakan berbeda.
Sedangkan aksen adalah cara pengucapan yang khas oleh seseorang. Disadari atau tidak, kita semua memiliki aksen pada saat berbicara. Secara umum cara kita bersuara pada saat berbicara. Dalam bahasa Inggris, aksen erat kaitanya dengan pengucapan atau pronunciation. Oleh karena itu seringkali kita dengar istilah seperti British accent, American accent, Australian accent, dan regional aksen lainya. Kamu mungkin pernah menonton film Harry Potter dimana aksen Inggrisnya sangat kental sekali dibandingkan dengan pemeran film Hollywood misalnya. Nah, kesimpulanya kalau dialek adalah pilihan kata pada saat berbicara, sedangkan aksen adalah suara yang terucap ketika berbicara.
Sekarang, kita akan membahas tentang regional aksen yang umum terdapat dalam bahasa Inggris, seperti British accent dan American accent. Mengapa hanya dua aksen ini yang kita bahas? Karena dua regional aksen inilah yang seringkali dijadikan rujukan belajar bahasa Inggris.
Secara umum, perbedaan antara British English dan American English terdapat pada tiga aspek utama kebahasaan yaitu pronunciation (pengucapan), vocabulary (kosakata), dan pengejaan (spelling). Terdapat juga perbedaan dalam hal grammar (tata bahasa) akan tetapi hal ini tidak begitu signifikan. Kita akan bahas satu persatu perbedaan tersebut.
1.Pronunciation (Pengucapan)
British accent dan American accent terdengar sangat kental sekali perbedaannya. Perbedaan yang paling menonjol adalah cara pengucapan huruf “r”. Di British English, ketika huruf “r” terdapat setelah huruf vokal (vowel letters) dan berada di suku kata yang sama seperti “Car”, “Hard”, “Market”, maka huruf “r” dalam kata kata tersebut tidak diucapkan atau terdengar samar. Sedangkan di American English, huruf “r” tersebut tetap diucapkan dengan jelas.
2. Vocabulary (Kosakata)
Terdapat banyak sekali perbedaan kosakata yang digunakan di British English dan American English. Berikut ini beberapa perbedaan umum yang sering ditemui.
Dan tentu saja masih banyak lagi perbedaan kosakata yang listnya akan sangat panjang jika dituliskan semuanya.
3. Pengejaan (Spelling)
Perbedaan pengejaan (spelling) yang terdapat di British English dan American English umumnya terdapat pada bentuk imbuhan baik awalan (prefix) maupun akhiran (suffix). Berikut adalah beberapa hal yang bisa kamu pelajari terkait perbedaan pengejaan British English dan American English.
a. Kata yang berakhiran -our di British English, berubah menjadi -or atau tanpa huruf “u” di American English. Contohnya “humour – humor”, “behaviour – behavior”, “colour – color”, “flavour–flavor”.
b. Kata yang berakhiran -re di British English, berubah menjadi -er di American English. Contohnya “centre – center”, “litre – liter”.
c. Banyak kata kerja (verbs) di British English berakhiran -ise, menjadi -ize di American English. Contohnya “realise – realize”, “organise – organize”, “recognise – recognize”.