You are currently viewing Cara Menjaga Produktivitas Saat Pandemi

Cara Menjaga Produktivitas Saat Pandemi

2021 menandai 2 tahun masa pandemi. Kita telah “dipaksa” untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisi. Warga dunia memiliki respon yang berbeda. Ada yang mengikuti arahan pemerintah (5M), ada juga yang belum percaya. Pembicaraan terkait pandemi akan selesai disini. Tulisan ini akan menyampaikan tips agar  tetap produktif selama pandemi. 

Pada dasarnya, kata produktivitas adalah kata serapan yang diambil dari bahasa Inggris, yaitu productivity. Namun, productivity itu sendiri adalah gabungan dari dua kata yang digabung menjadi satu, yaitu product dan activity. Jadi berdasarkan asal katanya tersebut, seperti yang dilansir dari laman dictionary.cambridge, arti produktivitas adalah suatu bentuk aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk barang atau jasa.

Sedangkan arti produktivitas secara umum adalah kemampuan setiap orang, sistem atau suatu perusahaan dalam menghasilkan sesuatu yang diinginkan dengan cara memanfaatkan sumber daya secara efektif dan juga efisien.

Arti kata produktivitas sendiri masih memiliki kandungan yang sama dengan daya produksi dan keproduktifan. Kata tersebut biasa digunakan untuk menilai tingkat efisiensi suatu pabrik, mesin, perusahaan, sistem atau seseorang dalam mengubah input menjadi output yang diinginkan.

kelas daring

Pandemi membuat beberapa kegiatan harus mengubah kegiatannya dari luring ke daring. Dunia pendidikan adalah salah satunya. Peserta didik dari tingkat dasar hingga tinggi, mengikuti kelas secara daring. Pada awalnya, tentu ada kendala yang dihadapi semua pihak (sekolah / kampus, pengajar / dosen, dosen / pengajar, siswa  / mahasiswa). Dengan berjalannya waktu, setiap pihak menemukan caranya masing – masing. Bahkan ada beberapa hal baru yang justru tercipta. 

Ini menunjukkan bahwa pengalihan dari luring ke daring ternyata tidak terlalu buruk. Sempat terjadi pengurangan karyawan pada perusahaan tertentu. Disisi lain, bermunculan pula usaha baru yang mungkin belum terlalu didalami sebelum pandemi. Ini menunjukkan bahwa kita telah beradaptasi  dengan situasi dan kondisi. Silahkan cek di internet untuk contoh – contohnya. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa  pandemi tidak mematikan produktivitas. 

Simon Sinek (international speaker), menyampaikan bahwa pandemi ini adalah suatu tahapan (dalam kehidupan) yang harus dihadapi. Sama seperti tahapan lainnya, pandemi ini memiliki awal dan pasti ada akhir. Akan banyak hal baru yang kita jadikan kebiasaan. 1 hal yang pasti, kita menjalaninya bersama – sama. Jika muncul kekhawatiran, maka itu adalah hal yang normal. Karena banyak yang mengalaminya.

Cukup dengan cerita pandeminya. Saat ada yang sudah menemukan potensinya saat pandemi, mungkin ada juga yang masih terus mencari untuk bisa bertahan. Berikut adalah beberapa tips untuk kalian yang masih dalam pencarian. 

  1. Plan your work, work your plan

Terbiasa dengan kegiatan tatap muka, membuat kita terbiasa untuk mengatur waktu agar semua kegiatan berjalan baik. Termasuk mengatur perpindahan (mobilitas), yang sangat dipengaruhi kondisi jalan dan pilihan transportasi.

Pandemi mengalihkan kita dari tatap muka ke tatap maya. Bahkan terkadang tanpa mobilitas. Dalam arti, semua kegiatan dilakukan secara daring. Selama kita terhubung dengan internet, aktifitas bisa tetap berjalan.

Selintas kondisi ini terdengar mudah dan menyenangkan. Namun saat masuk dalam keseharian, ceritanya akan berbeda. WFH (work from home) terdengar seperti minus biaya transportasi, makan dan pakaian baru. Tapi ternyata biayanya beralih menjadi tagihan listrik dan internet. Untuk yang sudah berkeluarga, ini berarti mengatur ritme antara tugas rumah dan pekerjaan. Berada dirumah disatu sisi terasa nyaman. Untuk bersama keluarga. Namun tidak berarti nyaman untuk bekerja. 

Disisi lain, karyawan memiliki kewajiban untuk menyelesaikan pekerjaanya. Jika kita tinggal sendiri (tidak dengan keluarga), maka kendala terbesar kita adalah diri sendiri. 

Berada dirumah sering identik dengan kondisi mager (malas gerak). Kondisi bekerja dari rumah membuat kita tidak perlu bergegas untuk bersiap menuju lokasi kantor. Tapi justru itu yang membuat kita terlena hingga tak terasa sudah tiba waktunya untuk memulai hari. Karena itu, penting bagi kita untuk merencanakan hari. Sebelum tidur, sebaiknya kita mengecek kembali agenda esok. Apakah kita memiliki janji dengan klien atau sejawat , atau pekerjan yang sudah tenggat waktunya.  Pasang pengingat, jika dirasa perlu. Atau sediakan tempat untuk membuat catatan, yang mudah terlihat. Dengan begitu, kita dapat teringat dengan jadwal kerja. 

Bagi yang sudah berkeluarga, kondisi rumah sangat mempengaruhi. Dibutuhkan kerja sama dan kesepakatan dengan anggota keluarga lainnya terkait pembagian tugas rumah selama WFH. Harapannya, pekerjaan kantor bisa berjalan dan tugas rumah pun terselesaikan. 

Saran diatas tentu harus disesuaikan dengan kondisi masing – masing. Ide dasarnya adalah membuat rencana , dan berkomitmen untuk melaksanakannya. Seperti yang sempat disampaikan diatas, kondisi ini terjadi di seluruh dunia. Setiap kita memiliki cerita tentang pandemi. Berlepas dari kita tidak menikmatinya, kita tetap harus menjalaninya. Setelah 2 tahun, ada baiknya kita sudah mulai menerima pandemi ini dan berdamai dengan situasi.    Terus menerus menyesali keadaan atau berandai – andai, tidak akan menyelesaikan masalah. Justru kita harus buktikan bahwa kita bisa melewati ini bersama. Saling menguatkan, membantu dan empati. Jika pandemi ini adalah sebuah kompetisi, maka pemenangnya adalah mereka yang memilih terus bergerak dan mencoba, hingga akhirnya menemukan jalan mereka.

  1. Create your moment

Perencanaan akan menjadi keberhasilan jika dilakukan dengan komitmen penuh. Kendala pasti ada. Namun kita tidak boleh berhenti. Boleh melambat jika dirasa lelah atau berbelok untuk belajar dari yang lain. Tapi kita tidak boleh berhenti. Karena langkah yang terhenti bisa membuat kita mengantuk lalu malas bergerak. 

Setelah selesai membuat perencanaan, mulailah bergerak. Buka komunikasi dengan pihak terkait. Bekerja dirumah memberi kita sedikit waktu untuk menambah bacaan atau membangun komunikasi. Saat semua bersinergi, maka akan terbuka kesempatan. Raih kesempatan itu dan maksimalkan potensi. Bisa jadi muncul keraguan mengingat ini adalah hal yang berbeda. Bukan baru, namun banyak penyesuaian. Sehingga terkadang banyak detail yang perlu diperhatikan. Ikuti dan sesuaikan. Pengalaman baru akan membuka wawasan kita tentang hal baru yang mungkin belum pernah terlintas sebelumnya. Bisa jadi kita justru membuka kesempatan baru yang bisa memberi manfaat kepada banyak pihak. 

WFH (saya sering menyebutnya work from here, yang artinya bisa dimana saja) membuat kita bisa lebih berempati. Karena kita mendapat kesempatan melihat hal yang sering terlewat karena aktifitas diluar. Seperti kebiasaan anggota keluarga di pagi hari, atau kesegaran udara pagi yang sering terlewat karena sudah dalam perjalanan. Bisa jadi sebelum pandemi, kita jarang menyapa tetangga. Pandemi ini memberi kesempatan kita untuk menyapa, bahkan bergiliran menyediakan makanan jika ada tetangga yang terkena covid. Bisa jadi kita bisa berkhidmat untuk sekitar, karena kita memiliki akses informasi terkait covid. Sehingga kita bisa membantu mengedukasi masyarakat terkait kehidupan saat pandemi. 

Jadikan kesempatan ini menjadi waktu terbaik untuk membenahi diri. Sehingga kita bisa menjadi pribadi yang lebih ramah dan bisa diandalkan. 

  1. Have positive mind

Diantara semua poin yang telah disebutkan, sepertinya poin ketiga ini yang merupakan eternal issue. Apapun situasi dan kondisinya, kita harus selalu berfikir positif. 

Seperti yang sering kita dengar, badai pasti berlalu (walaupun ada kemungkinan akan ada badai lagi dilain hari), pelangi hadir setelah hujan yang deras (berlepas situasinya banjir) dan kalimat positif yang dengan mudah kita temukan. Titik poinnya, berpikir positif membantu kita untuk selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian. 

Covid adalah pandemi. Artinya seluruh dunia mengalaminya. Banyak yang memiliki situasi yang sama. Yang membedakan adalah cara kita meresponnya. Jika kita terlalu lama terkungkung dalam kesedihan dan kegalauan, pada akhirnya justru akan menurunkan imunitas, sehingga kita menjadi rentan dengan virus. Tetap semangat menjalani hari dan terus memaksimalkan potensi diri, memberikan efek positif pada tubuh kita. Sehingga tubuh kita menjadi sehat dan kuat. 
Demikian beberapa saran untuk menjaga produktivitas selama pandemi. Semoga bermanfaat.

Never lose hope…. Keep the faith

Leave a Reply